Hari ini matahari malu-malu dipagut awan hitam, bilur air mulai menetes satu-satu disambut senyum bumi yang telah lama menanti dekapan hujan.
********
Diiringi nyanyian alam, kulihat dua buah apel tergeletak di atas meja, merah dan hijau. Apel merah begitu menawan, bentuknya bundar sempurna, kulitnya segar berkilau dalam temaram senja ehm..tak heran bila dia khusus didatangkan dari negeri nun jauh disana, plus ada stiker “best quality product” yang mengabsahkan betapa spesialnya si merah manis yang menggoda.
Sementara apel hijau, dengan bintik-bintik menghias kulit berbentuk agak lonjong, berasal dari ladang tetangga. Dari aromanya bisa kutebak dia baru dipetik...segar dan asam....sangat enak jika dibuat manisan atau pelengkap rujak kala hawa panas menyengat kulit....yummy!!
*********
“Selamat sore apel merah, engkau begitu rupawan...berbahagialah engkau yang telah dianugerahiNya berbagai kelebihan”
“Apakah aku nampak seperti itu hai manusia?” tanya si apel merah.
“Kamu bahkan nampak lebih istimewa!...asalmupun adalah negeri impian manusia”
“Di antara para pembangkang Tuhan?”
“Negeri kedamaian”
“Di antara para pengusung peperangan”
“Negeri kebebasan”
“Di antara kebobrokan moral”
************
“Dan bagaimana denganmu apel hijau? Warnamu adalah penggambaran surgaNya...bukankah asalmu dari ladang yang hijau royo-royo?”
“Di antara para pengagung kedigdayaan”
“Ladang yang subur”
“ Di antara para penyulut permusuhan”
“Ladang yang sejuk”
“Di antara ambigu iman”
***********
“Bukankah kalian adalah buah terpilih....yang terus bertahan di puncak pohon....terpatri kuat di antara ranting-ranting kehidupan. Kalian dipetik dengan kelembutan dan kesungguhan oleh tangan yang bertanggungjawab....meletakkanmu di keranjang....membawamu pulang.... disajikan dengan penuh kehormatan dan sampailah engkau di meja penuh rahmat ini?”
“Engkau bukanlah buah di antara ranting rapuh yang begitu mudah jatuh oleh terpaan angin nakal...lantas terinjak dan membusuk di perut bumi”
“Lantas siapa yang akan kau pilih hai cucu Adam?”
“Aku.....si merah yang menawarimu rasa manis seketika, tanpa kau bersusah payah mengolahku menjadi apa, cukup kau gigit dagingku... maka hilanglah dahaga dan laparmu.....atau engkau lebih menyukai si hijau asam segar yang memberimu kebebasan berkreasi dengannya?”
“Engkaulah penyebab Adam dan Hawa diusir dari surga?”
“Dengan ridho Tuhanlah kami menginspirasi Newton menemukan teori gravitasi yang ternama”
“Penyebab perang Troya?”
“Tapi kamilah simbol gadget termasyur di dunia manusia”
“Hai kau manusia...yang tadi begitu mudah mengelu-elukan kami...... tapi dalam sekejap malah menyalahkan kami atas hancurnya kaummu....buatlah keputusan sebelum kami layu dimakan usia”
***********
Jadi mana yang mesti kupilih...APEL MERAH atau APEL HIJAU?????
**********
Notes:
Apel merah adalah simbol rekan-rekan seniorku tercinta....stikernya ya maksudku sertifikat profesionnaly heeee ...terima kasih sudah banyak membantu para junior ini.
Apel hijau ya tentu saja penulis & kroni2nya...fresh graduated tp asam...kami ikhlas untuk dirujak, dijadikan manisan atau dijus dalam blender kehidupan. Si apel hijau yang telah 2 tahun mengabdi tapi belum menerima tunjangan fungsionalnya(ehm...yg ini benar2 ungkapan hati hikzzzz)...si apel hijau yang masih suka merantau dan berteman dengan nanas, pepaya, mentimun dalam pencarian jati dirinya.....si apel hijau yang merasa mulai berubah jadi kuning...moga2 idealismemu tidak dibengkokkan oleh lingkungan ataupun keinginan2 yang kau sebut sebagai kebutuhan......................
*************
I really love green....so finally, I choose a green apple on the table!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar