About Green Elf

Foto saya
Ngawi, Jawa Timur, Indonesia
I am a selfish person as I always want to be happy. Then, I practice forgive and forget. It's simple: Forgiveness is happiness.

Minggu, 20 November 2011

Kisah si iblis dan sajadah panjang!!!!

Alkisah, ada satu Iblis yang sangat senang berdiam diri di Masjid. Kebetulan malam itu ialah malam Jum'at, saat banyak  orang berkumpul di Masjid. Iblis yang sudah siap sedia di dalam Masjid tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk, ia dapat leluasa masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, atap, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Pada setiap orang, Iblis juga bisa masuk melalui telinga, mulut, hidung, bahkan ke dalam syaraf mata, merasuk dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah.

"Hai...., Blis!!!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu.
Iblis merasa terusik. "Kau kerjakan saja tugasmu, Pak Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.
"Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci, Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.
"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru".
Kiai tercenung.
"Saya sedang menerapkan meluncurkan sistem baru untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?"
"Dengan sajadah!"
"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"
"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!"
"Ah, kuno... itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"
"Bukan itu saja Kiai..."
"Lalu???"
"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
"Haa???....Untuk apa Blis?"
"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Pak Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil. Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.
Keduanya masih melakukan sholat sunnah.

"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.
"Yang mana?"
"Lihatlah dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".

Denk-dink-denk...dalam sekejam si Iblis lenyap.

Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.

Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai ingin melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya.

Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri.

Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat wajib juga,

*****
Nah bukankah di atas sajadah saja orang-orang sudah berebut kekuasaan atas sesamanya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil.
Ahh engkau Si Sajadah (entah yang lebar atau yang kecil) mampu  dijadikan Iblis sebagai media pembedaan kelas, apalagi hal-hal lainnya. Orang kaya suka menghina yang miskin, orang pintar suka meremehkan yang bodoh, yang rupawan menghinakan yang berwajah standard, yang memiliki banyak waktu luang menertawakan orang-orang yang terlalu sibuk mengejar-ngejar waktu yang hanya 24 jam dalam sehari 7 hari dalam sepekan huffttttt.............!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar